Emma Poeradiredja, Tokoh Sumpah Pemuda Penyaksi Tiga Zaman

Emma Poeradiredja diantara keluarga besarnya di Bandung. P erempuan adalah darah dan nyawa sebuah peradaban bukanlah hal yang berlebihan. Adalah Emma Poeradiredja sosok wanoja asal Tanah Pasundan yang turut menjadi pelaku dan saksi berdirinya republik Indonesia dalam tiga babakan zaman ; revolusi, rezim Sukarno, hingga Suharto. Lahir dan besar dalam keluarga priyayi tidak serta merta menjadikannya sosok manja dan menerima segala keistimewaan kelas menengah feodal di zamannya. Sebagai salah editor Balai Pustaka dan Redaktur Kepala untuk bahasa Sunda pada Pustaka Rakyat, sang ayah Raden Kardata Poeradiredja dengan istri  Nyi Raden Siti Djariah  membesarkan Emma beserta saudaranya dalam lingkungan yang memprioritaskan pendidikan. Tak heran saudara Emma seperti Haley Koesna Poerairedja menyabet Community Leader dari The Ramon Magsaysay Award tahun 1962. Adil Poeradiredja saudara lainnya menjadi politikus dan Perdana Menteri Negara Pasundan pro-republiken. Sedari remaja Emma sudah akt

Merrier grin after hellshow a-side Metallica's IndoTour


Seringai live at Hammersonic. 
Hosted a grand metal show like this one is kinda frustrating yet exciting more than a regular base event despite attended with 40.000 blackening-tees-metalheads. If Arian had a large amount of puking to be their opening act, then I must be a large peeing and ask an unusual toilet right behind the backstage on a rider. Back in 1992-3, I had familiar memories with Independent day stages or TVRI's Album Minggu Kita's program, and it's evident if my parents won't be allowed the 5th-grade elementary school to go to the hell-large-masses metal show! And now, 2013? Damn! I had missed two of the mighty Metallica's Indonesia event. Now I should expect miracles if they will hit strike at a final-last-show once again counted twenty years from now. It means a 70's grandpa's Metallica. Hiks! 

Komentar